Wartawan, Buruh Ditengah Covid-19

Wartawan, Buruh Ditengah Covid-19
By : Andrie Islamuddin

Ramadan 1441 H kali ini berbeda dari biasanya. Betapa tidak, akibat pandemi virus corona, kehidupan sosial, ekonomi dan keagaman amat terganggu. Sebagai makhluk sosial kita dilarang berkumpul, bahkan akhirnya melalui Fatwa MUI, negara melarang kita shalat tarawih. Jadilah sejumlah masjid dan surau2 di Kota dan desa sepi dari jamaah

Virus Corona (Covid-19) betul-betul memporak porandakan sendi ekonomi  masyarakat. Tak terkecuali kami yang bekerja di dunia jurnalis atau wartawan atau mungkin lebih tepatnya karena hari ini adalah peringatan Hari Buruh, saya menyebut sebagai profesi ini sebagai " Kuli Tinta "

Akibat penyebaran Covid-19,  tidak sedikit sahabat seprofesi sebagai Kuli Tinta di perusahaan media besar dan kecil  terpaksa dirumahkan bahkan di PHK.

Bahkan dampak corona ini juga membuat hati saya ikut berdesir dimana saat berbuka puasa ke-7, Kamis malam kemarin,  istri saya menginformasikan, ia  menarik gaji saya via ATM yang ternyata sudah tidak 100 persen lagi.

Saya pun menatap dalam istri saya, sambil berkata, " iye'... bersabarlah, ini efek pandemi corona, " sambil mengisap agak lebih dalam asap rokok lalu  bergegas mengambil air wudhu untuk shalat magrib

Sebagai kuli tinta sejak 13 tahun silam, awalnya saya tidak pernah memikirkan besarnya gaji yang saya terima. Saya hanya bekerja mengumpulkan data dan informasi secara cermat dan menulisnya menjadi untaian kalimat membentuk berita. Lalu ada rasa bangga tulisan termuat pada lembar-lembar koran dan dibaca oleh masyarakat dari berbagai kalangan keesokan harinya

Profesi Kuli tinta sangatlah dinamis, penuh prakarsa, harus jeli dan tajam menganalisa isu dan sumber warta,
Mungkin hal ini juga yang membuat wartawan sebagai kuli tinta itu berbeda dengan kuli atau buruh bangunan, buruh perkebunan dan buruh rumah tangga, sehingga seorang kuli tinta bisa memiliki relasi mulai dari penjual nasi,  penjual ikan teri hingga pejabat berdasi. Bahkan secara lebih heroik terdapat istilah, wartawan atau pers adalah unsur ke-4 dari pilar demokrasi, selain eksekutif, legislatif dan yudikatif

Tetapi apapun nama dari profesi yang identik dengan pena dan kamera ini, kuli tinta sebagai makhluk biologis  tetaplah sama seperti para Ayah yang berprofesi buruh lainnya, dimana ia harus menghidupi anak istrinya dari hasil pekerjaannya yang dibawa pulang ke rumah sebagai rezki ' Halalan Tayyiban'

Wartawan ditengah merebaknya virus Corona tetaplah Kuli Tinta,  dimana ia juga ternyata berpotensi besar untuk terpapar dari dampak sosial ekonomi dari pandemi wabah yang pertama kali di temukan di pasar basah Kota Wuhan Cina, bahkan alih-alih ia akan termasuk salah satu dari prediksi 25 juta hingga 30 juta orang lebih di Bumi ini yang akan di PHK dari pekerjaannya.

Namun apapun realita yang akan terjadi kedepan, kita harus tetap melanjutkan hidup sebagai kuli atau buruh dan sebagai Ayah dari keluarga yang tidak boleh berputus asa dengan kondisi yang ada.

Pada Hari Buruh ditengah pandemi virus corona yang entah kapan akan berlalu ini. Marilah kita sesama profesi jurnalis untuk saling menguatkan. Hilangkan sekat dan identitas media apalagi merasa tim sukses, karena sejatinya kita hanyalah Kuli Tinta. 

Bahkan mungkin bukan hanya wartawan  saja yang disebut Kuli Tinta  atau Buruh. Mungkin diluar sana yang bekerja dibawah pimpinan dan dibawah tekanan penguasa juga merasa bagian dari buruh-buruh yang mulia, sehingga Hari ini Tanggal 1 Mei 2020 secara serentak ikut  memperingati Hari Buruh

Jika sosok Wartawan itu merasa Kuli atau Buruh, demikian pula seandainya ada profesi lain maupun pekerja lain menganggap dirinya bagian dari buruh, ingatlah pekerjaan Buruh itu ternyata sungguh MANUSIAWI dan amatlah MULIA.

Tokoh Nasional Buya Hamka mengambarkan Kemuliaan Buruh dengan mengatakan :

" Panggilan 'ayah' dari anak-anak, ketika si buruh pulang dari pekerjaannya, adalah obat duka dari dampratan majikan di kantor. Suara 'ayah' dari anak-anak yang berdiri di pintu, itulah yang menyebabkan telinga menjadi tebal, walaupun gaji kecil. Suara 'ayah' dari anak-anak, itulah urat tunggang dan pucuk bulat bagi peri penghidupan manusia... "

Selamat Hari Buruh
Belopa 01 Mei 2020

#JagaDiridanKeluarga
#SemogaTetapSehatWalafiat
Share on Google Plus

0 comments:

Post a Comment