Emy: Saya Hanya Bisa Pasrah
MALILI - Emy hanya bisa meringis menahan rasa sakit, di kepalanya masih menempel perban, matanya masih lebam. Emy adalah salah satu korban selamat dari musibah tanah longsor yang terjadi di Desa Maliwowo, Angkona, Kabupaten Luwu Timur, Jumat 12 Mei. Suami dan anaknya yang baru berusia 14 hari, meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Pagi itu, Emy masih berada dalam kamar, sambil menyusui anaknya, sementara suaminya, Rusli, masih berbaring di sebelahnya. Emy kaget mendengar suara ledakan dari belakang rumahnya, tapi dia bersama suaminya tidak bergeming, karena menyangka, ledakan itu suara petir. Namun, hanya selang beberapa detik, rumahnya tiba-tiba ambruk, Emy terpental, sementara anaknya terus dipeluk.
"Kami bertiga sudah terkubur, anakku di tengah, sedangkan suamiku di sebelah kanan, saya berusaha meraba memastikan posisi kami tidak berjauhan," cerita Emy, saat ditemui di bangsal bedah RSUD Ilagaligo, Wotu, Selasa 16 Mei.
Tidak terdengar lagi suara tangisan dari bayinya, begitupun suaminya. Emy benar-benar terkubur bersama suami dan bayinya. Dalam situasi sulit itu, Emy berusaha mencari pertolongan, tangan kanannya berusaha diulur mencari celah, agar bisa terlihat orang lain, sementara tangan kirinya disimpan dihidung agar bisa menghirup udara.
"Saya tidak ingat persis, berapa lama saya terkubur. Tapi hampir satu jam, baru ada yang menolong," ujarnya.
Emy terus berusaha agar bisa keluar dari lumpur yang menguburnya hidup-hidup. Wanita muda ini terus memanjatkan doa, agar anak dan suaminya masih hidup. "Tidak peduli lagi dengan kondisiku, yang penting anakku selamat," tuturnya.
Emy ditemukan tim BPBD, TNI dan Polri, tubuhnya penuh lumpur. Dia terus berteriak, agar anak dan suaminya segera ditolong. Emy dilarikan ke Rumah Sakit, sementara anak dan suaminya, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa lagi.
Penulis: Haswadi
0 comments:
Post a Comment