![]() |
Danrem Tatag saat berkunjung ke Makodim 1403 Sawerigading. |
Dandim 1403 Sawerigading Letkol Kav Cecep Tendi Sutendi, di Lapangan pancasila Kota Palopo, pada upacara bendera, Senin (10/10/2016), dalam sambutan seragam Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya Satgas tersebut. Mengingat lokasi strategis Sulsel dan maraknya penggunaan narkoba.
"Kita membutuhkan semangat perubahan untuk membangkitkan kemajuan bangsa Indonesia yang berkarakter. Melalui pencanangan ini diharapkan dapat merubah karakter, dan mentalitas aparat pemerintah dan masyarakat untuk berperilaku hidup dengan menerapkan budaya melayani, budaya tertib dan budaya bersih," tambah Cecep, membaca sambutan seragam.
Dandim 1403 Sawerigading, juga menguraikan beberapa poin untuk menghindari pengaruh terorisme, radikalisme dan narkoba. "Memulai dari yang terkecil di lingkungan keluarga, memperkuat silaturahmi, memperkuat masyarakat memiliki resistan yang kuat, memperkuat pola pendidikan kebangsaan generasi muda, menumbuhkan kepedulian terhadap sesama, memperkuat nilai kearifan lokal serta meningkatkan kesetiakawanan sosial," urai Dandim.
Menurutnya, kegiatan ini adalah salah satu antisipasi untuk mengantisipasi ancaman terorisme, radikalisme, dan penggunaan narkotika dan obat terlarang yang cenderung meningkat se Sulsel.
"Karena itu, dalam rangkaian peringatan HUT Sulsel, salah satu program yang dicanangkan adalah bagaimana kita mengantisipasi hal tersebut dengan membuat Satgas Kontra Terorisme, Radikalisme, dan Narkoba. Disamping itu juga ada satgas dalam rangka peningkatan pelayanan aparat pemerintah terhadap masyarakat," kata Cecep.
Ia berharap, apa yang dicanangkan bisa dilaksanakan juga di kabupaten/kota. Sebab intinya ada di daerah. Pemerintah daerah yang bersangkutan langsung dengan masyarakat, sedangkan pemerintah provinsi hanya mendorong hal tersebut.
"Dimana-mana, narkotika bukan persoalan Indonesia saja, tapi masalah dunia. Kita juga di Sulsel harus antisipasi agar jangan terus menyebar ke lingkungan masyarakat, apalagi sisi geografis Sulsel di tengah, sangat rawan untuk dilintasi narkotika. Begitupun juga dengan teroris dan paham-paham radikalisme harus terus kita waspadai. Ini bukan tugas pemerintah saja dan aparat, tetapi tugas kita semua termasuk masyarakat," terangnya.
Ia pun mengimbau tokoh masyarakat, agama, dan tokoh adat, untuk bersama-sama menjalankan atau mensukseskan program yang baru dicanangkan tersebut.
Sementara, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palopo, Suriani Suli, menambahkan, Sulsel merupakan pintu sekaligus jalur transportasi yang terbuka di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Sulsel sebagai tempat perlintasan aktifitas ekonomi dan perdagangan, sangat memungkinkan menjadi tempat para penganut paham radikal bisa mengganggu kondisi atau situasi trantibmas.
"Satgas ini dibentuk dalam rangka mendorong agar elemen masyarakat bahu membahu, bersama-sama untuk mengantisipasi dini aktifitas atau paham radikalisme di Sulsel," kata suriani suli
Ia mengungkapkan, secara khusus tidak ada paham radikalisme atau terorisme yang dideteksi, tapi Sulsel menjadi perhatian semua pihak. Apalagi, ada beberapa aktifitas radikalisme di perbatasan, misalnya di Poso dan Kalimantan, sehingga seluruh wilayah Sulsel menjadi perhatian untuk melakukan pemetaan dan deteksi dini.
"Satgas dibentuk untuk memperkuat komunikasi yang terjalin selama ini. Para kepala desa, lurah, menjadi ujung tombak untuk memberikan informasi yang akurat terkait beragam aktifitas yang ada di masyarakat," jelas Suriani Suli
Hadir pada kegiatan pencanangan radikalisme Plt Sekkot Palopo, Wakapolres Kota Palopo, para kepala SKPD Kota Palopo, camat, dan lurah se Kota Palopo. (hms/adv)
0 comments:
Post a Comment