Dugaan Pungli Pendamping PKH di Luwu Mencuat

BELOPA---Dugaan pungutan liar (pungli) oleh oknum pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Luwu mencuat ke pemermukaan.

Diduga
petugas PKH inisial HS yang bertugas di Kecamatan Lamasi Timur melakukan pungli kepada 300 KK penerima bantuan program PKH di wilayah kerjanya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Luwu, Andi Rifai, membenarkan kabar ini. Bahkan dirinya telah menelusuri setelah menerima laporan dari peserta program PKH di Kecamatan Lamasi Timur.

"Laporannya memang ada pungli, begitu pula dari hasil investigasi kami di lapangan," katanya. Informasi yang beredar menyebutkan HS melakukan pungutan uang kepada 300 peserta PKH di Lamasi Timur dengan cara mengajukan program yang tidak adalah dalam program PKH.

Dalam program ini masyatakat terkesan dipaksa ikut dalam program yang diajukan seperti membayar biaya harga cat Rp90 ribu, pembelian bendera PKH Rp75 ribu.

"Tidak ada dalam program PKH hal tersebut, PKH hanya fokus pada kebutuhan kesehatan dan pendidikan peserta," kata. Lebih jauh disebutkan masyarakat mengeluhkan besaran pungutan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan harga barang yang diberikan.

"Harga cat hanya Rp40ribu -45 ribu, dia minta pungutan Rp90 ribu, jelas ini tidak benar, termasuk harga bendera satu pasang hanya kisaran Rp25 ribu tapi dia pungut uang ke warga Rp75 ribu," kuncinya.

Hingga berita ini turun, HS belum bisa dimintai keterangannya.(Che)
Share on Google Plus

0 comments:

Post a Comment