Penangkapan ini dilakukan pasca ricuh pengosongan lahan di Desa Baramamase dan Desa Kalibamamase Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu.
Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Muh Hatta, menjelaskan pihaknya bergerak cepat dan mengamankan lima orang warga yang diduga terlibat dalam penyerangan dan pengrusakan alat berat jenis eskavator yang digunakan untuk pengosongan lahan.
Menurutnya kelima pelaku tersebut kini diamankan di Mapolres Luwu untuk keperluan penyidikan. "Selain mengamankan lima orang pelaku, kamk juga mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga akan digunakan untuk menyerang aparat, ada beberapa bom molotov, dan senjata tajam," katanya.
Dirinya menambahkan, untuk upaya pengosongan berikutnya, akan dipimpin langsung Kapolres Luwu, AKBP Ahmad Yanuari Insan.
Sebelumnya, upaya pengosongan lahan milik pemerintah di Walmas, dimana rencananya sebagai lokasi pembangunan kampus Universitas Andi Djemma dihalangi warga setempat.
Warga mengklaim, lahan tersebut adalah milik mereka dan telah menjadi harta warisan turun-temurun. Warga juga mengaku kecewa karena pemerintah melakukan upaya pengosongan tanpa melakukan mediasi dan pendekatan persuasif ke mereka.
"Kami menolak pengosongan ini, lahan ini telah kami miliki dan kelolah sudah puluhan tahun, selama ini tidak ada yang protes termasuk pemerintah, lahan ini milik leluhur kami, pemerintah begitu saja ingin mengosongkannya, ingin merusak sawah kami yang merupakan sumber penghidupan kami, pemerintah harus ganti rugi jika ingin memilikinya," teriak salah seorang warga.
Dalam upaya perlawanan warga, mereka menghadang puluhan personil Satuan Polisi Pamong Praja, Kabupaten Luwu, dengan melemparinya batu. Warga yang sudah berkonsentrasi di sawah yang akan ratakan, berusaha mengahalu aparat, mereka mempersenjatai diri dengan kayu, ada juga yang membawa parang.
Kericuhan terjadi, ketika alat berat, eskapator, mendekatai lahan yang akan dikosongkan. Massa yang jumlahnya hingga ratusan orang, mengahadang alat berat, mereka melempari petugas dan alat berat dengan batu dan lumpur.
Sebagian warga juga nekat menghalau eskavator dengan berbaring di depannya sehingga menyulitkan proses pengosongan lahan tersebut, melihat kondisi yang tidak memungkinkan, aparat gabungaan Satpol dan Polri, memilih mundur.(wd)
0 comments:
Post a Comment