Akbar Faizal saat mengajukan pertanyaan kepada calon Kapolri saat fit and proper tes. |
Sebelum persetujuan dari DPR, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu menyampaikan visi dan misinya kurang lebih selama 30 menit.
Secara garis besar, Komjen Tito menyampaikan program prioritas yang didasarkan pada situasi, keamanan dalam negeri, tuntutan masyarakat, program kapolri sebelumnya dan lainnya.
Dalam sesi tanya jawab, anggota Komisi III fraksi Nasdem Akbar Faizal menguji Tito dengan menyampaikan dua pertanyaan.
Akbar memaparkan, salah satutemuan kajian indeks tata kelola Polri dimana hanya 5 Polda yang memiliki indeks yang baik, yaitu Jabar, Aceh, Banten, Kalbar, Jateng, dan sisanya berkategori sedang serta 2 Polda berkategori buruk.
“Atas nama konsep reward and punishment, bagaimana kebijakan anda terhadap 2 Kapolda yang menduduki peringkat terburuk berdasarkan Indeks Tata KelolaPolri?,” tanya Akbar.
Pertanyaan kedua Akbar menyangkut tentang profesionalitas Polri. menurut politisi Sulsel ini, ada kerinduan yang sangat besar dari masyarakat terhadap keberpihakan Polri yang lebih progresif khususnya yang berhubungan dengan rasa keadilan masyarakat.
“Dalam hal ini, diakui atau tidak, bahwa ada jejaring modal yang menguasai jejaring-jejaring hukum kita. Bagaimana posisi anda dalam konteks profesionalisme tadi, menyangkut jejaring modal di dalam jejaring hukum kita termasuk di kepolisian,” ujar Akbar dengan mimik serius.
Fit and proper test akhirnya ditutup dengan penandatanganan pakta integritas oleh Komjen Tito. Selanjutnya, seluruh fraksi menyampaikan pandangan masing-masing yang hasilnya adalah Komisi III menerima secara bulat pencalonan Komjen Tito sebagai Kapolri. (rilis)
0 comments:
Post a Comment